Perusahaan asuransi di Asia-Pasifik mulai menargetkan Gen Z | Asian Business Review
, APAC
2955 views
/Foodphotoalex from Envato

Perusahaan asuransi di Asia-Pasifik mulai menargetkan Gen Z

Generasi tersebut dipandang kurang memahami produk asuransi dibandingkan Milenial.

Perusahaan asuransi di kawasan Asia-Pasifik sebaiknya mulai memasuki pasar asuransi untuk Gen Z. Ini karena generasi di usia tersebut  telah beranjak dewasa dan menghadapi tanggung jawab serta tekanan finansial, jika ingin memiliki sumber premi yang stabil, menurut para analis.

“Ini tentang bagaimana benar-benar berinteraksi di media digital, media sosial, dan bagaimana menciptakan bahasa serta narasi yang sesuai dengan populasi tersebut,” kata Bernhard Kotanko, mitra senior di McKinsey & Co., dalam wawancara Zoom dengan Insurance Asia. “Saya rasa kita belum melihat hal itu terjadi.”

/Bernhard Kotanko, a senior partner at McKinsey & Co.

Meskipun masih berada di awal karier, Gen Z yang lahir antara 1997 hingga 2012menunjukkan ambisi yang kuat dan kepercayaan diri tinggi dalam literasi keuangan. Namun, kesadaran mereka terhadap produk asuransi tetap lebih rendah dibandingkan Milenial, menurut laporan Peak Re pada September.

Survei tersebut memperkirakan Gen Z akan mencakup setidaknya 25% dari populasi Asia-Pasifik pada 2025, dengan populasi Gen Z di Cina saja diperkirakan mencapai 233 juta jiwa dan menyumbang 13% dari pengeluaran rumah tangga.

Dengan populasi lansia yang diperkirakan akan berlipat ganda pada 2050, perusahaan asuransi semakin sulit untuk terhubung dengan kebutuhan generasi berikutnya.

“Beberapa perusahaan mulai lebih baik berupaya dalam hal ini dan benar-benar berusaha melibatkan keluarga muda,” kata Kotanko. “Kita perlu menciptakan bahasa dan solusi yang relevan bagi kelompok usia tersebut.”

“Rumah tangga pribadi harus mengandalkan tabungan mereka untuk membiayai masa pensiun, dan ini membawa serangkaian risiko baru yaitu perawatan jangka panjang, risiko kesehatan, dan perencanaan warisan,” tambahnya.

Tantangan utama terletak pada pasar yang selama ini berfokus pada akumulasi kekayaan. “Asia hingga saat ini sangat berorientasi pada akumulasi kekayaan,” kata Kotanko, seraya menambahkan bahwa pergeseran ini harus segera terjadi.

Martin Wong, CEO regional di Grandtag Financial Consultancy & Insurance Brokers Ltd., mengatakan bahwa perusahaan asuransi juga harus menargetkan individu muda dengan kekayaan tinggi dalam beberapa tahun mendatang, mengingat 30% dari mereka berada di kawasan Asia-Pasifik.

/Martin Wong, regional CEO at Grandtag Financial Consultancy & Insurance Brokers Ltd.

Meskipun masih berada di awal karier, Gen Z yang lahir antara 1997 hingga 2012menunjukkan ambisi yang kuat dan kepercayaan diri tinggi dalam literasi keuangan. Namun, kesadaran mereka terhadap produk asuransi tetap lebih rendah dibandingkan Milenial, menurut laporan Peak Re pada September.

Survei tersebut memperkirakan Gen Z akan mencakup setidaknya 25% dari populasi Asia-Pasifik pada 2025, dengan populasi Gen Z di Cina saja diperkirakan mencapai 233 juta jiwa dan menyumbang 13% dari pengeluaran rumah tangga.

Dengan populasi lansia yang diperkirakan akan berlipat ganda pada 2050, perusahaan asuransi semakin sulit untuk terhubung dengan kebutuhan generasi berikutnya.

“Beberapa perusahaan mulai lebih baik berupaya dalam hal ini dan benar-benar berusaha melibatkan keluarga muda,” kata Kotanko. “Kita perlu menciptakan bahasa dan solusi yang relevan bagi kelompok usia tersebut.”

“Rumah tangga pribadi harus mengandalkan tabungan mereka untuk membiayai masa pensiun, dan ini membawa serangkaian risiko baru yaitu perawatan jangka panjang, risiko kesehatan, dan perencanaan warisan,” tambahnya.

Tantangan utama terletak pada pasar yang selama ini berfokus pada akumulasi kekayaan. “Asia hingga saat ini sangat berorientasi pada akumulasi kekayaan,” kata Kotanko, seraya menambahkan bahwa pergeseran ini harus segera terjadi.

Martin Wong, CEO regional di Grandtag Financial Consultancy & Insurance Brokers Ltd., mengatakan bahwa perusahaan asuransi juga harus menargetkan individu muda dengan kekayaan tinggi dalam beberapa tahun mendatang, mengingat 30% dari mereka berada di kawasan Asia-Pasifik.

Follow the link s for more news on

Premi asuransi diperkirakan naik akibat aturan keamanan siber baru di Hong Kong

Perusahaan asuransi akan berperan lebih aktif dalam strategi keamanan siber nasabah sebelum terjadi pelanggaran.

Perusahaan asuransi mungkin perlu merekrut tenaga kerja secara jarak jauh untuk menutup kesenjangan talenta.

Permintaan terhadap aktuaris sangat tinggi, sementara bidang underwriting mengalami kekurangan tenaga ahli.

Oona Insurance membidik strategi M&A untuk meningkatkan pendapatan

Aturan modal yang lebih ketat membuat pemain yang lemah keluar dari pasar Filipina.

Asuransi jiwa berbasis indeks naik karena pewaris di Singapura enggan melanjutkan bisnis keluarga

Produk ini menawarkan stabilitas dan solusi perencanaan warisan yang lengkap.

Uniqlo Singapura melakukan uji coba gerai mini untuk konsumen sibuk

Toko ini dikembangkan berdasarkan masukan dari 31 juta pelanggan dan karyawan.

Kreator media sosial memengaruhi pembelian produk kesehatan di Asia Tenggara

Lebih dari setengah konsumen menemukan produk kesehatan melalui media sosial.

Mewaspadai potensi gejolak di perbankan dari SWF Indonesia

Sebuah "pagar institusional" seharusnya melindungi fungsi dasar perbankan dari dana tersebut.

Dear Me Beauty berencana membuka flagship store

Store ini dapat menjadi fondasi bagi pertumbuhan pasar yang lebih luas.

Superapp BCA dorong pertumbuhan transaksi digital

Transfer antar rekening menjadi layanan yang paling banyak digunakan, disusul oleh pembayaran virtual.

Erajaya Digital membuka toko elektronik terbesarnya

Cabang ini merupakan toko konsep ke-80 dari sekitar seribu cabang yang tersebar di seluruh Indonesia.