Perusahaan asuransi di Asia-Pasifik mulai menargetkan Gen Z | Asian Business Review
, APAC
2963 views
/Foodphotoalex from Envato

Perusahaan asuransi di Asia-Pasifik mulai menargetkan Gen Z

Generasi tersebut dipandang kurang memahami produk asuransi dibandingkan Milenial.

Perusahaan asuransi di kawasan Asia-Pasifik sebaiknya mulai memasuki pasar asuransi untuk Gen Z. Ini karena generasi di usia tersebut  telah beranjak dewasa dan menghadapi tanggung jawab serta tekanan finansial, jika ingin memiliki sumber premi yang stabil, menurut para analis.

“Ini tentang bagaimana benar-benar berinteraksi di media digital, media sosial, dan bagaimana menciptakan bahasa serta narasi yang sesuai dengan populasi tersebut,” kata Bernhard Kotanko, mitra senior di McKinsey & Co., dalam wawancara Zoom dengan Insurance Asia. “Saya rasa kita belum melihat hal itu terjadi.”

/Bernhard Kotanko, a senior partner at McKinsey & Co.

Meskipun masih berada di awal karier, Gen Z yang lahir antara 1997 hingga 2012menunjukkan ambisi yang kuat dan kepercayaan diri tinggi dalam literasi keuangan. Namun, kesadaran mereka terhadap produk asuransi tetap lebih rendah dibandingkan Milenial, menurut laporan Peak Re pada September.

Survei tersebut memperkirakan Gen Z akan mencakup setidaknya 25% dari populasi Asia-Pasifik pada 2025, dengan populasi Gen Z di Cina saja diperkirakan mencapai 233 juta jiwa dan menyumbang 13% dari pengeluaran rumah tangga.

Dengan populasi lansia yang diperkirakan akan berlipat ganda pada 2050, perusahaan asuransi semakin sulit untuk terhubung dengan kebutuhan generasi berikutnya.

“Beberapa perusahaan mulai lebih baik berupaya dalam hal ini dan benar-benar berusaha melibatkan keluarga muda,” kata Kotanko. “Kita perlu menciptakan bahasa dan solusi yang relevan bagi kelompok usia tersebut.”

“Rumah tangga pribadi harus mengandalkan tabungan mereka untuk membiayai masa pensiun, dan ini membawa serangkaian risiko baru yaitu perawatan jangka panjang, risiko kesehatan, dan perencanaan warisan,” tambahnya.

Tantangan utama terletak pada pasar yang selama ini berfokus pada akumulasi kekayaan. “Asia hingga saat ini sangat berorientasi pada akumulasi kekayaan,” kata Kotanko, seraya menambahkan bahwa pergeseran ini harus segera terjadi.

Martin Wong, CEO regional di Grandtag Financial Consultancy & Insurance Brokers Ltd., mengatakan bahwa perusahaan asuransi juga harus menargetkan individu muda dengan kekayaan tinggi dalam beberapa tahun mendatang, mengingat 30% dari mereka berada di kawasan Asia-Pasifik.

/Martin Wong, regional CEO at Grandtag Financial Consultancy & Insurance Brokers Ltd.

Meskipun masih berada di awal karier, Gen Z yang lahir antara 1997 hingga 2012menunjukkan ambisi yang kuat dan kepercayaan diri tinggi dalam literasi keuangan. Namun, kesadaran mereka terhadap produk asuransi tetap lebih rendah dibandingkan Milenial, menurut laporan Peak Re pada September.

Survei tersebut memperkirakan Gen Z akan mencakup setidaknya 25% dari populasi Asia-Pasifik pada 2025, dengan populasi Gen Z di Cina saja diperkirakan mencapai 233 juta jiwa dan menyumbang 13% dari pengeluaran rumah tangga.

Dengan populasi lansia yang diperkirakan akan berlipat ganda pada 2050, perusahaan asuransi semakin sulit untuk terhubung dengan kebutuhan generasi berikutnya.

“Beberapa perusahaan mulai lebih baik berupaya dalam hal ini dan benar-benar berusaha melibatkan keluarga muda,” kata Kotanko. “Kita perlu menciptakan bahasa dan solusi yang relevan bagi kelompok usia tersebut.”

“Rumah tangga pribadi harus mengandalkan tabungan mereka untuk membiayai masa pensiun, dan ini membawa serangkaian risiko baru yaitu perawatan jangka panjang, risiko kesehatan, dan perencanaan warisan,” tambahnya.

Tantangan utama terletak pada pasar yang selama ini berfokus pada akumulasi kekayaan. “Asia hingga saat ini sangat berorientasi pada akumulasi kekayaan,” kata Kotanko, seraya menambahkan bahwa pergeseran ini harus segera terjadi.

Martin Wong, CEO regional di Grandtag Financial Consultancy & Insurance Brokers Ltd., mengatakan bahwa perusahaan asuransi juga harus menargetkan individu muda dengan kekayaan tinggi dalam beberapa tahun mendatang, mengingat 30% dari mereka berada di kawasan Asia-Pasifik.

Follow the link s for more news on

MQDC melihat meningkatnya minat investor terhadap hunian mewah ramah lingkungan

The Forestias di Bangkok menghadirkan berbagai fasilitas dalam satu tata ruang terpusat.

Rumah tangga yang makin kecil memicu krisis perumahan di Asia-Pasifik

Pembangunan yang lebih cepat dan perluasan pasar sewa bisa menjadi solusi untuk masalah ini.

CPI kembangkan biomassa bambu ke proyek hybrid yang lebih besar

Warga lokal menggerakkan inisiatif energi terbarukan berbasis komunitas di Indonesia.

Bagaimana Jepang dapat menghidupkan kembali komitmennya pada energi terbarukan

Negara tersebut menghadapi tantangan dari sisi sistem maupun regulasi.

Kawasan Asia-Pasifik perlu selaraskan rencana energi dan pusat data

Akses terhadap energi terbarukan menjadi kunci bagi perluasan pasar.

KS Orka memperluas kapasitasnya melewati 200 MW lewat proyek Sorik Marapi

Ini menjadi tonggak penting bagi salah satu proyek listrik bersih terbesar di Indonesia.

APAC memimpin pertumbuhan energi nuklir

Ketegangan geopolitik dan harga bahan bakar fosil mendorong upaya diversifikasi.

Ciputra Mitra Hospital percepat penanganan jantung dan stroke

Begitu pasien tiba, kode jantung atau stroke langsung diaktifkan.

Peralihan China dari batu bara ke hidrogen terhambat oleh biaya tinggi dan keterbatasan infrastruktur.

Hidrogen hijau membutuhkan pasokan energi terbarukan yang besar dan penyimpanan yang mahal.

Indonesia hadapi kesenjangan dalam evakuasi medis udara

Flying Doctor Indonesia hanya mampu melayani kurang dari 12% dari sekitar 600 permintaan evakuasi tiap tahunnya.