
Ciputra Mitra Hospital percepat penanganan jantung dan stroke
Begitu pasien tiba, kode jantung atau stroke langsung diaktifkan.
Ciputra Mitra Hospital menerapkan kode darurat cepat di pusat jantung dan stroke agar pasien bisa langsung ditangani begitu tiba di rumah sakit.
“Tujuannya sederhana—tidak ada pasien yang kehilangan waktu berharga karena antrean atau administrasi,” ujar Direktur Sony Prabowo kepada Healthcare Asia. “Setiap menit sangat berarti.”
Sistem ini mengintegrasikan laboratorium kateterisasi, pencitraan canggih, spesialis 24 jam, dan hotline tele-darurat. Keluarga bisa menelepon saat gejala pertama muncul, sehingga tim medis langsung dikerahkan. Penanganan awal bahkan bisa dimulai saat perjalanan menuju rumah sakit.
“Kami tidak menunggu pasien datang—kami yang mendatangi mereka,” kata Sony.
Penyakit jantung dan stroke masih menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia, menyumbang lebih dari 30% angka kematian per tahun. Meski perawatan tersedia, peluang selamat sangat ditentukan oleh kecepatan pasien mencapai rumah sakit dalam jendela emas empat hingga enam jam.
Di Ciputra Mitra, kecepatan adalah prioritas. Begitu pasien tiba, kode jantung atau stroke langsung diaktifkan tanpa hambatan administratif. “Kode ini dirancang agar pasien tidak kehilangan menit emas di ruang tunggu. Tindakan dimulai seketika mereka sampai,” jelas Sony.
Namun, tantangan di luar rumah sakit tetap besar. Kesadaran publik masih rendah, banyak pasien lebih dulu mencoba pengobatan alternatif hingga terlambat mendapat intervensi penyelamat nyawa. “Kami siap dengan spesialis dan peralatan, tapi edukasi adalah kuncinya. Tanpa itu, sistem kami tidak bisa menyelamatkan nyawa tepat waktu,” katanya.
Geografi juga jadi kendala. Di Kalimantan Selatan, kondisi medan berat dan jalur sungai memperlambat evakuasi. Untuk mengatasi hal ini, Ciputra Mitra bekerja sama dengan penyedia ambulans udara.
Meski rumah sakit belum memiliki helipad, lokasinya hanya 30 menit dari bandara terdekat sehingga transfer cepat tetap memungkinkan. “Memang belum ideal, tapi setiap opsi yang bisa mengurangi keterlambatan sangat berarti,” ujar Sony.
Selain layanan darurat, Ciputra Mitra juga memperluas jangkauan lewat telemedisin dan layanan hybrid, memberi akses konsultasi dan koordinasi bagi pasien di daerah terpencil.
Rumah sakit ini juga ingin mempersonalisasi layanan untuk generasi muda. “Bagi Milenial dan Gen Z, pengalaman pasien bukan lagi pilihan. Mereka menuntut layanan yang lebih cepat, sederhana, dan sesuai kebutuhan mereka,” kata Sony.
“Indonesia tidak selalu harus mengikuti tren kesehatan global—kita bisa menciptakannya,” tambahnya. “Momentum ini sudah ada; kita harus terus menjaganya.”