Thailand mengalami lonjakan konsumsi out-of-home | Asian Business Review
, Thailand
1518 view s
Shutterstock photo

Thailand mengalami lonjakan konsumsi out-of-home

Brand FMCG didorong menyesuaikan produk dan pemasaran mereka dalam memenuhi permintaan yang meningkat untuk pembelian dengan kenyamanan.

Konsumsi out-of-home (OOH) meningkat, terutama didorong oleh kembalinya mobilitas bebas dan aktivitas di tempat setelah COVID, serta permintaan akan kenyamanan.

"Ekonomi 'staying home' tidak ada lagi. Orang-orang kembali melakukan aktivitas di luar rumah," kata Howard Chang, direktur manajemen Divisi Worldpanel di Kantar Thailand dan Malaysia, kepada Retail Asia saat membahas FMCG.

Laporan Outlook FMCG Thailand 2024 oleh Worldpanel mendefinisikan konsumsi OOH sebagai pembelian dan konsumsi produk di luar rumah, baik on-the-go, on-premises atau di tempat kerja. Laporan tersebut mengungkapkan peningkatan volume total sebesar 4,3% dan kenaikan pengeluaran per perjalanan sebesar 3,4% untuk konsumsi OOH.

Khususnya, waktu di pagi hari  telah menyaksikan lonjakan signifikan dalam pembelian OOH sepanjang  2023.

“Tiga momen tertinggi sepanjang hari adalah waktu pagi setelah makan siang dan kemudian di sore hari dan seterusnya, dan ketiga momen ini penting, tetapi selama tahun 2023, kita melihat kenaikan terbesar di pagi hari,” kata Chang.

Produk seperti minuman berenergi, kopi siap minum, dan produk susu cair mengalami peningkatan permintaan selama masa puncak ini.

Sementara pasar take-home menunjukkan tanda-tanda pemulihan, kehati-hatian konsumen dalam pengeluaran terus mempengaruhinya, mengakibatkan jumlah aktivitas yang lebih sedikit namun anggaran sedikit meningkat per aktivitas dengan lebih banyak dana dialokasikan untuk kegiatan out-of-home.

“Hal ini mempengaruhi pemilihan produk dan pilihan saluran untuk konsumsi in-home yang harus dipertimbangkan brand saat merencanakan strategi masa depan mereka,” kata laporan tersebut.

Chang juga mengatakan bahwa pergeseran menuju konsumsi OOH menandakan perubahan mendasar dalam perilaku konsumen, di mana kenyamanan menjadi yang utama dalam keputusan pembelian.

Saat orang-orang kembali ke rutinitas mereka sebelum pandemi, kenyamanan menjadi sangat penting dalam keputusan pembelian mereka.

Dia mengatakan brand  FMCG harus menyesuaikan pola konsumsi yang berkembang ini dengan memastikan produk mereka tersedia dengan mudah dan dapat diakses oleh konsumen yang sedang bepergian.

Chang juga menekankan bahwa merek harus menyelaraskan penawaran produk dan strategi pemasaran mereka untuk memenuhi permintaan yang meningkat untuk pembelian yang didorong oleh kenyamanan.

Asia-Pasifik mungkin tidak mencapai target energi terbarukan

Negara-negara di kawasan itu harus menarik investasi untuk memajukan tujuan energi bersih mereka.

Clone of BCA menjalankan komitmen terhadap keuangan berkelanjutan

Bank asal Indonesia ini mempertimbangkan aspek lingkungan dan tata kelola dalam keputusan pemberian pinjaman.

K3Mart memadukan budaya Korea dan produk UMKM lokal dalam satu gerai

Convenience store itu menyediakan perbandingan produk impor dan produk lokal sebesar 50:50 di 30 outlet mereka.

Analisa data, kunci kesuksesan AIA Indonesia dalam mengatasi penipuan

Prosedur operasional standar dan penyidik yang terlatih menjaga AIA Indonesia tetap terkendali.

KCG menguasai brand positioning untuk segmen premium di Indonesia

Mereka mengadopsi solusi berbasis teknologi terbaru untuk sukses mengelola 92 toko ritel di 20 kota di Indonesia.

Sistem JAMALI terancam oleh ancaman keandalan dan efisiensi

Sistem Jawa-Madura-Bali (JAMALI) menyuplai 70% listrik Indonesia untuk 160 juta orang.

Bacha Coffee menguasai retail kaya sensorik di Jakarta

Memadukan warisan dan kemewahan, Bacha Coffee Plaza Senayan menghadirkan pengalaman unik bagi pecinta kopi Indonesia.

Lippo Malls menyesuaikan diri dengan perubahan preferensi konsumen

Lebih dari 60% pengunjung mal mereka berasal dari generasi muda.

Inovasi medis global dan solusi berbasis AI menjadi sorotan

Medical Taiwan 2024 menghadirkan 280 peserta dari 10 negara dan mendorong integrasi teknologi dalam layanan kesehatan.

Permintaan untuk pembayaran digital semakin meningkat di Indonesia

Dua pemimpin layanan keuangan digital menekankan pentingnya kolaborasi daripada persaingan.