Landed house menawarkan solusi untuk backlog perumahan yang melanda generasi milenial | Asian Business Review
, Indonesia
533 views

Landed house menawarkan solusi untuk backlog perumahan yang melanda generasi milenial

Milenial di daerah perkotaan mengalami kekurangan hunian sebesar 79%.

Berbeda dengan negara-negara seperti Singapura, Cina, dan Amerika, di mana backlog perumahan hampir tidak ditemukan, Indonesia menghadapi kesenjangan yang tinggi antara rumah yang dibangun dan rumah yang dibutuhkan. Kekurangan ini sangat akut di kalangan populasi muda negara itu atau generasi milenial, yang merupakan pembeli properti generasi berikutnya, menurut CEO Lamudi.co.id Mart Polman. Untuk mengatasi masalah ini, pengembang kini berfokus pada pengembangan rumah yang memenuhi kebutuhan dan preferensi unik bagi  kaum milenial.

Meski suku bunga ditetapkan tinggi dengan Bank Indonesia yang mencapai 5,5%, Lamudi.co.id mengamati konsumen properti tetap tangguh. Pada  Desember 2022, pencarian properti online meningkat sebesar 9%, menunjukkan minat yang berkelanjutan terhadap properti di tengah iklim ekonomi yang menantang.

Polman mencatat bahwa pembeli properti generasi berikutnya adalah generasi milenial dan Gen-Z, yang merupakan 60% pencari properti di platform mereka.

“Dalam kelompok ini, landed house adalah target pencarian yang dominan, mencakup 76% pencarian pada periode antara Juni hingga Desember 2022,” kata Polman kepada Real Estate Asia.

Preferensi terhadap landed house ini didorong oleh keinginan generasi muda terhadap rumah yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi mereka, seperti memiliki kawasan yang efektif dan efisien, serta terkoneksi dengan internet untuk memudahkan kemudahan tinggal bagi penghuninya.

Fokus pada landed house

Real Estate Indonesia (REI), organisasi yang mewakili pengembang, konsultan, dan agen properti di Indonesia, mengatakan pengembang saat ini fokus pada landed house. Sekitar 79% pengembangan properti di Indonesia saat ini terdiri dari rumah tapak dengan kisaran harga $19.134 (Rp300 juta) hingga $63.780 (Rp1 miliar). Hunian ini, meski relatif lebih kecil, namun efektif baik dari segi interior maupun fasilitas.

“Yang paling penting adalah bagaimana semuanya terkoneksi dengan internet. Apalagi jika semua elemen di dalam rumah, seperti perangkat elektronik, bisa dipesan melalui smartphone. Oleh karena itu, pangsa pasar properti saat ini yang 65% adalah kaum milenial,” kata Chairman REI Paulus Totok Lusida kepada Real Estate Asia.

Rumah dengan luas yang efektif dan efisien sangat cocok untuk karakter milenial yang sangat menyukai liburan dan traveling, apalagi mereka adalah bagian dari generasi yang tidak suka melakukan pekerjaan rumah tangga. “Kalaupun ada milenial yang suka merawat rumah, persentasenya sangat kecil, mungkin hanya 5%. Oleh karena itu, desain lebih penting daripada luas. Bisa dibilang mereka lebih suka tinggal di hotel," kata Totok.

Sementara itu, pengembang juga memberikan kemudahan dalam pembayaran. “Misalnya, kita perbolehkan mereka untuk membayar bunga dulu, misalnya untuk lima tahun pertama, baru setelah 10 tahun mereka bisa melunasi pokok. Dengan begitu, mereka merasa lebih ringan dari segi biaya,” kata dia menambahkan.

Hal ini merupakan bagian dari misi REI saat ini mengingat kondisi di Indonesia berbeda dengan tiap negara. Menurut Totok, backlog perumahan mencapai sekitar 12,7 juta, dimana 47% didominasi oleh penduduk usia muda.

Mengatasi backlog

Vice President Director Bank Tabungan Negara (BTN), Nixon L.P Napitupulu, menyoroti 5,8 juta generasi milenial saat ini tidak mampu memiliki rumah, dengan 79% kekurangan rumah dialami oleh generasi milenial yang berada di perkotaan.

Sebagai BUMN yang bergerak di bidang perbankan untuk mendukung pembiayaan sektor perumahan, BTN mengembangkan program kredit perumahan untuk memudahkan generasi milenial memiliki rumah pertama.

Nixon mengatakan, ada dua program yang saat ini menjadi unggulan BTN. Pertama, BTN memiliki program Graduated Payment Mortgage (GPM), sistem cicilan berjenjang melalui produk bernama “KPR BTN Gaess”. “Produk ini memang menyasar generasi milenial yang pembayaran cicilannya di beberapa tahun pertama lebih ringan,” kata Nixon.

Kedua, BTN juga meluncurkan “KPR Rent to Own” bagi segmen masyarakat yang belum bisa menyiapkan uang muka atau membeli rumah di lokasi yang dekat dengan tempat bekerja sehingga ragu untuk membeli rumah. “Dengan produk ini, masyarakat dapat membayar sewa setiap bulan sekaligus mengalokasikan sebagian tabungannya untuk pembelian rumah di masa depan,” kata Nixon.

Pada 2021, program KPR BTN Gaess menyalurkan hingga 203 unit rumah kepada generasi milenial. Sedangkan hingga Juni 2022, realisasi KPR BTN Gaess telah mencapai 946 unit dengan nilai lebih dari $24,66 juta (Rp382 miliar). Untuk produk KPR Sewa Milik yang baru dirilis pada kuartal III 2022, BTN menargetkan lebih dari 1.000 pendaftar pada tahun pertama produk ini diluncurkan.

Mengapa peritel harus meningkatkan laju adopsi AI

Analis mengatakan mereka akan menghadapi risiko tertinggal di pasar dan menanggung biaya yang lebih tinggi.

Kebiasaan yang persisten dan digitalisasi mendorong pertumbuhan e-commerce yang berkelanjutan di Asia Pasifik

Euromonitor melaporkan bahwa operator e-commerce mendominasi daftar 10 Fastest-Growing Retailers di kawasan.

Keberhasilan F&B dalam gerai Family Mart Indonesia

Penjualan makanan cepat saji dan minuman menyaingi penjualan barang sehari-hari dengan rata-rata menyumbang 50% transaksi di setiap toko.

Transformasi digital meningkatkan kualitas Rumah Sakit Columbia Asia

Memberikan layanan kesehatan yang erat dengan kebutuhan dan preferensi masyarakat adalah kunci keberhasilan jaringan rumah sakit ini dalam ekspansi mereka.

Indonesia membatasi social commerce demi pedagang lokal

Peraturan baru akan berdampak pada lebih dari 6 juta penjual di TikTok Shop, kata TikTok Indonesia.

Kanmo Group mengeksplorasi tren teknologi terkini untuk merevolusi pengalaman berbelanja

Mereka memposisikan diri sebagai operator omnichannel yang melayani puluhan ribu pelanggan setiap bulannya.

Mengapa bank di masa depan sebenarnya bukan bank

Toh Su Mei dari ANEXT Bank mengungkapkan bagaimana mereka menata ulang perbankan untuk usaha kecil dan menengah.

Kontribusi TBS Energi terhadap target energi terbarukan Indonesia sebesar 23%.

TBS Energi membantu Indonesia mencapai target kapasitas terpasang 100MW pada 2025.

TUR RUMAH SAKIT: OSS Makati Medical Center mengurangi kemacetan UGD dan ruang bedah

Ruang bedah rawat jalan (OSS) menawarkan masa inap jangka pendek di rumah sakit di mana penagihan dan dokter tersedia untuk memudahkan aliran pasien.

Penerapan alat AI yang disesuaikan hati-hati dapat memberikan lompatan yang lebih besar bagi perusahaan fintech

Para ahli menekankan kekuatan AI generatif dalam menyederhanakan pekerjaan di depan kantor, namun mengandalkan keahlian manusia untuk pengembangan yang mendalam.