Kreator media sosial memengaruhi pembelian produk kesehatan di Asia Tenggara | Asian Business Review
, Southeast Asia
2530 views

Kreator media sosial memengaruhi pembelian produk kesehatan di Asia Tenggara

Lebih dari setengah konsumen menemukan produk kesehatan melalui media sosial.

Konsumen di Asia Tenggara semakin banyak mencari saran kesehatan dari influencer di TikTok, termasuk rekomendasi produk wellness yang layak dibeli, menurut perusahaan kesehatan konsumen asal Inggris, Haleon Plc.

Lebih dari setengah atau 53% konsumen di kawasan ini kini menemukan produk terkait kesehatan melalui influencer di platform media sosial seperti TikTok, Instagram, dan Facebook, kata Ritesh Pandey, General Manager Haleon untuk Asia Tenggara dan Taiwan kepada Retail Asia.

“Influencer adalah pakar baru,” kata Pandey melalui Zoom. “Dulu orang pergi ke dokter atau apoteker dan bertanya: ‘Saya punya keluhan ini. Apa yang harus saya lakukan?’ Sekarang, konsumen mencarinya secara online, di mana mereka melihat dan mendengar video tentang apa yang paling sesuai untuk mereka.”

Meskipun dokter dan apoteker tetap memiliki peran penting, media sosial kini muncul sebagai bagian utama dalam proses pengambilan keputusan di tahap awal, tambahnya.

Pandey mengatakan bahwa pergeseran ini sejalan dengan tren regional yang lebih luas, di mana kesehatan dan wellness sehari-hari telah menjadi prioritas.

Namun, mengambil saran kesehatan dari influencer bisa berisiko. Menurut American Psychological Association, banjirnya informasi kesehatan yang saling bertentangan telah membuat pengguna media sosial terutama anak muda yang sering terpapar pandangan anti-science menjadi rentan terhadap informasi yang menyesatkan.

“Dan meskipun ada keinginan tulus untuk menemukan kebenaran, orang sering kali justru menemukan lebih banyak ketidakakuratan ketika mencoba memverifikasi apa yang mereka baca secara online,” tulis asosiasi tersebut dalam sebuah unggahan blog tahun lalu.

Sekitar 15% pembelian produk kesehatan konsumen di kawasan ini kini dilakukan secara online, dengan produk yang paling banyak diminati mencakup vitamin, mineral dan suplemen, serta perawatan mulut, kata Pandey, mengutip data internal.

Ia menambahkan bahwa pertumbuhan social commerce dan penemuan produk yang dipicu oleh influencer memainkan peran penting dalam transisi ini.

Tren ini paling terlihat di pasar berkembang Asia Tenggara seperti Vietnam, Filipina, dan Indonesia, di mana lebih dari 60% populasi berusia di bawah 35 tahun.

“Konsumen ini berinteraksi dengan brand, key opinion leader, dan influencer secara online untuk memahami bagaimana mereka bisa mendapatkan solusi kesehatan yang dipersonalisasi,” katanya.

Pandey mencatat bahwa 85% orang Asia Tenggara berupaya meningkatkan kesehatan sehari-hari mereka. Angka ini merupakan 10 poin persentase lebih tinggi dari rata-rata global.

Sementara itu, konsumen yang lebih tua di pasar seperti Singapura, Taiwan, dan Thailand mencari produk yang dapat membantu mereka bergerak lebih bebas, memperkuat tulang, dan meningkatkan daya ingat.

Di banyak negara di kawasan ini, hanya terdapat 0,6 hingga 2,8 dokter untuk setiap 1.000 orang, kata Pandey.

Akibatnya, masyarakat mengandalkan obat bebas agar tidak perlu pergi ke klinik.

Pandey mengatakan sebagian besar produk kesehatan konsumen masih belum dimanfaatkan secara optimal. Misalnya, meskipun 98% konsumen mengalami nyeri, hanya 50% yang mengobatinya. Dan meskipun 85% mengaku memiliki gigi sensitif, hanya 8% yang mencari pengobatan, dan kurang dari 10% rumah tangga mengonsumsi suplemen.

Haleon—produsen Panadol, Sensodyne, Caltrate, dan Centrum—mencatatkan pendapatan sebesar US$1,98 miliar (£1,48 miliar) pada 2024, naik dari US$1,49 miliar (£1,11 miliar) pada tahun sebelumnya.

Haleon menargetkan untuk memperluas akses terhadap produknya dan menjangkau satu miliar konsumen tambahan secara global pada 2030.
 

MQDC melihat meningkatnya minat investor terhadap hunian mewah ramah lingkungan

The Forestias di Bangkok menghadirkan berbagai fasilitas dalam satu tata ruang terpusat.

Rumah tangga yang makin kecil memicu krisis perumahan di Asia-Pasifik

Pembangunan yang lebih cepat dan perluasan pasar sewa bisa menjadi solusi untuk masalah ini.

CPI kembangkan biomassa bambu ke proyek hybrid yang lebih besar

Warga lokal menggerakkan inisiatif energi terbarukan berbasis komunitas di Indonesia.

Bagaimana Jepang dapat menghidupkan kembali komitmennya pada energi terbarukan

Negara tersebut menghadapi tantangan dari sisi sistem maupun regulasi.

Kawasan Asia-Pasifik perlu selaraskan rencana energi dan pusat data

Akses terhadap energi terbarukan menjadi kunci bagi perluasan pasar.

KS Orka memperluas kapasitasnya melewati 200 MW lewat proyek Sorik Marapi

Ini menjadi tonggak penting bagi salah satu proyek listrik bersih terbesar di Indonesia.

APAC memimpin pertumbuhan energi nuklir

Ketegangan geopolitik dan harga bahan bakar fosil mendorong upaya diversifikasi.

Ciputra Mitra Hospital percepat penanganan jantung dan stroke

Begitu pasien tiba, kode jantung atau stroke langsung diaktifkan.

Peralihan China dari batu bara ke hidrogen terhambat oleh biaya tinggi dan keterbatasan infrastruktur.

Hidrogen hijau membutuhkan pasokan energi terbarukan yang besar dan penyimpanan yang mahal.

Indonesia hadapi kesenjangan dalam evakuasi medis udara

Flying Doctor Indonesia hanya mampu melayani kurang dari 12% dari sekitar 600 permintaan evakuasi tiap tahunnya.