Kontribusi TBS Energi terhadap target energi terbarukan Indonesia sebesar 23%.
TBS Energi membantu Indonesia mencapai target kapasitas terpasang 100MW pada 2025.
Pemerintah Indonesia telah menetapkan tujuan ambisius untuk mencapai kontribusi energi terbarukan (RE) sebesar 23% terhadap bauran energinya dalam dua tahun ke depan.
Saat ini, kontribusi energi terbarukan hanya sebesar 12%-13%, sehingga menggandakan jumlah ini merupakan sebuah tantangan besar. TBS Energi telah menjadikan tujuan ini sebagai komitmen bersama, menyelaraskannya dengan kewajiban kontrak mereka kepada PLN (Perusahaan Listrik Negara) untuk penyelesaian proyek pada 2024.
Nafi Achmad Sentausa, Wakil Presiden Senior Inisiatif Strategis di TBS Energi, percaya bahwa komitmen Indonesia terhadap energi terbarukan mencerminkan semakin besarnya penekanan pada sumber energi berkelanjutan. Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2021-2030 menetapkan target yang lebih tinggi lagi yaitu kontribusi energi terbarukan sebesar 51% atau setara dengan 20 gigawatt.
Awalnya merupakan perusahaan pertambangan batu bara, TBS Energi beralih ke pembangkit listrik pada 2016. Kisah sukses mereka berkisar pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). “Kami kini mengoperasikan dua PLTU dengan kapasitas gabungan 200 MW di Sulawesi, beroperasi sejak Desember 2021,” kata Sentausa saat diwawancarai Asian Power.
Sentausa mengungkapkan, Pembangkit Listrik Tenaga Uap telah lama menjadi tulang punggung pembangkitan listrik di Indonesia dan teknologi yang digunakan telah berkembang selama puluhan tahun. Dan dari sudut pandang ekonomi, PLTU berbahan bakar batu bara hanya membutuhkan 4 sen hingga 5 sen per kilowatt hour (kWh) listrik yang dihasilkan.
DNA untuk menyelesaikan proyek
Sentausa menegaskan TBS Energi memiliki DNA untuk melaksanakan proyek tersebut. “Dari area pertambangan kami sudah mulai menjadi greenfields; lalu dari PLTU 200 MW kita juga sudah mulai menjadi greenfields,” katanya.
Sentausa mengatakan, timnya berhasil menyelesaikan proyek PLTU meski bermula dari tidak adanya dokumen resmi.
Namun mereka akhirnya mendapatkan izin yang diperlukan karena tekad yang kuat dan melaksanakan 80% pekerjaan selama tahun-tahun yang penuh tantangan dari 2016 hingga 2021, termasuk periode pandemi di akhir tahun.
Pada 2020, TBS Energi melalui anak perusahaannya, PT Toba Bara Energi, meningkatkan portofolio bisnisnya di bidang energi terbarukan dengan mengakuisisi kepemilikan di PT Adimitra Energi Hidro yang sedang mengembangkan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTM) 2x3 MW di provinsi Lampung.
Hal ini menandai masa masuknya TBS Energi di sektor energi terbarukan dan mencari berbagai peluang untuk mengembangkan pembangkit listrik energi terbarukan seperti akuisisi PT Bayu Alam Sejahtera yang juga menjajaki pengembangan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Angin (PLTB) di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
“Pada 2022, kami mencapai tonggak penting dalam proyek energi terbarukan. Pada proyek pengembangan Mini Hidro di Lampung, kami telah mencapai tingkat kemajuan sebesar 30%,” kata Sentausa.
Tahun ini, kata dia, mereka juga sedang mengkaji rencana pengembangan proyek pembangkit listrik tenaga angin di Nusa Tenggara Timur dan proyek pembangkit listrik tenaga surya terapung di Batam, serta proyek energi alternatif terbarukan lainnya.
“Jadi target kapasitas terpasang 100 MW pada 2025 tetap sesuai rencana,” imbuhnya.
Tenaga surya terapung menjadi andalan
Salah satu proyek menonjol TBS Energi adalah instalasi tenaga surya terapung berkapasitas 40 MW di Batam, yang saat ini sedang dalam tahap pengembangan bisnis. Sentausa mengatakan tujuannya adalah meluncurkan proyek unik ini pada akhir tahun ini.
Yang membedakan proyek ini adalah lokasinya yang berada di atas waduk. Ia menjelaskan bahwa meskipun pembangkit listrik tenaga surya konvensional memerlukan 1 hektar untuk 1 MW, pendekatan inovatif mereka mampu mengatasi keterbatasan lahan, sehingga memberikan keuntungan ekonomi tersendiri tanpa harus melakukan pembebasan lahan.
Ke depan, perusahaan ini memiliki jalur energi terbarukan yang komprehensif, mencakup proyek pembangkit listrik tenaga air, angin, surya, biomassa, dan limbah menjadi energi, semuanya bertujuan untuk mencapai netralitas karbon pada tahun 2030.
Sentausa menegaskan kembali komitmen TBS Energi untuk mendanai upaya energi terbarukan di masa depan dengan mendaur ulang pendapatan dari bisnis batu bara mereka, menyelaraskan strategi mereka dengan tujuan keberlanjutan.