Keberhasilan F&B dalam gerai Family Mart Indonesia
Penjualan makanan cepat saji dan minuman menyaingi penjualan barang sehari-hari dengan rata-rata menyumbang 50% transaksi di setiap toko.
Orang-orang biasa bepergian ke pusat perbelanjaan besar dengan daftar belanjaan yang panjang. Namun saat ini, konsumen lebih memilih pendekatan yang lebih sederhana, hanya membeli apa yang mereka butuhkan saat ini.
Pergeseran perilaku konsumen ini mendorong sektor minimarket dan Family Mart Indonesia menjaga keterlibatan pelanggan mereka dengan meningkatkan jumlah makanan dan minuman siap saji. “Kami ingin menonjolkan makanan kami, sehingga saat pertama kali konsumen masuk ke toko, mereka akan melihat menu makanan di kasir, lalu area makanan dan barang kebutuhan sehari-hari,” kata CEO Family Mart Indonesia Wirry Tjandra kepada Retail Asia.
Berbeda dengan konsep convenience store konvensional, Tjandra mengatakan Family Mart lebih fokus menjadikan F&B sebagai layanan inti di setiap toko. Sejauh ini, strategi ini telah berhasil dengan transaksi makanan dan minuman cepat saji yang rata-rata mencapai 50% dari transaksi toko.
Menyoroti F&B di dalam toko
Family Mart menawarkan beragam pilihan makanan, seperti di restoran cepat saji. Menu mereka menawarkan beragam pilihan, mulai dari makanan yang digoreng dan dipanggang hingga sup yang lezat. Pengunjung juga akan menemukan berbagai macam kue, kue tart, salad, dan puding yang memuaskan selera.
Untuk menemani suguhan lezat ini, berbagai macam minuman yang dibuat sendiri, termasuk kopi, coklat, susu, dan teh, tersedia di bawah label eksklusif FamiCafe.
“Makanan kami produksi sendiri, mulai dari ayam yang kami goreng sendiri, pastry yang kami panggang sendiri, hingga minuman yang kami racik sendiri,” kata Tjandra seraya menambahkan Family Mart merupakan convenience store pertama di Indonesia yang memiliki sertifikat halal. . “Ini berlaku untuk semua menu makanan kita,” katanya.
Dari segi menu, sajian makanan diciptakan untuk memenuhi selera masyarakat Indonesia dan mengkategorikan menu sesuai kebiasaan makan pagi, siang dan malam. “Oleh karena itu, konsumen bisa datang lebih dari satu kali dalam satu hari, untuk sarapan dan makan siang atau untuk makan siang dan makan malam,” kata Tjandra.
“Bahkan, inovasi menu baru semakin banyak dilakukan mengingat konsumen Family Mart merupakan konsumen yang bisa datang hingga lima kali dalam satu minggu,” tambahnya seraya menyebutkan perubahan menu lainnya akan segera diluncurkan.
Melayani segmen perkantoran
Segmen pasar perkantoran menjadi sasaran utama Family Mart karena merupakan kelompok konsumen produktif yang kebutuhan sehari-harinya harus siap dilayani. Itu sebabnya Family Mart sudah lama hadir di gedung perkantoran.
“Hampir 90% gedung perkantoran di Jakarta memiliki Family Mart,” kata Tjandra. “Jadi setidaknya saat pertama kali kita datang, kita sudah memiliki captive market yaitu orang-orang yang bekerja di gedung tersebut.”
Pada akhirnya, ketika masyarakat segmen perkantoran sudah sangat akrab dengan Family Mart, mereka mulai bermunculan di jalanan.
Dengan penawaran makanan dan minuman yang terjangkau, Family Mart cocok untuk segmen pasar mana pun, kata Tjandra. “Sesuai dengan namanya ‘Family’, pada dasarnya kami merangkul semua segmen sebagai satu keluarga,” katanya.
Minimalkan antrian
Karena kehadirannya yang kuat di sektor perkantoran, Family Mart sangat menekankan penyediaan layanan cepat. Hal ini dimungkinkan oleh Fami Apps inovatif mereka, yang berfungsi sebagai komponen integral dari pengalaman Family Mart omni-channel.
“Dengan aplikasi ini mereka tidak perlu antri, cukup pesan lewat smartphone, bayar, lalu barang atau makanan bisa diantar atau diambil sendiri,” kata Tjandra.
Selain itu, mereka juga memiliki mesin kios pemesanan di dalam toko yang dapat digunakan konsumen untuk memesan secara mandiri sekaligus melakukan pembayaran. Karyawan toko akan menerima pesanan melalui sistem dan segera menyiapkan barang yang akan dibeli. Jadi melalui mesin, ini konsumen tidak perlu antri.
Mesin kasir juga dapat memproses pembayaran mesin POS. Mereka juga menerima berbagai platform pembayaran, mulai dari debit, QRIS, kartu kredit, atau uang tunai untuk mengakomodasi kebiasaan pembayaran setiap konsumen.
Tjandra mengatakan, inovasi menjadi kunci untuk memangkas waktu transaksi yang lama. Salah satu contohnya adalah penggunaan mesin kasir portabel genggam yang dapat dengan mudah membuka jalur baru jika antrian kasir terlalu panjang. “Ini juga yang menjadi inti dari convenience store. Kalau harus mengalami antrian panjang berarti sudah tidak nyaman lagi,” katanya.
CEO Family Mart Indonesia ini mengatakan hingga akhir tahun, mereka akan memiliki total 300 toko di dua kota besar di Indonesia, yakni Jakarta dan Surabaya; dan tahun depan mereka menargetkan memiliki 400 toko.