Bangunan tinggi metaverse SWID menargetkan pasar pelajar | Asian Business Review
, Indonesia
500 views

Bangunan tinggi metaverse SWID menargetkan pasar pelajar

70% penghuni adalah mahasiswa, sementara 30% adalah investor yang kemudian menyewakan unitnya kepada mahasiswa.

Di Indonesia, bangunan bertingkat tinggi telah menjadi tren yang populer karena ketersediaan lahan yang terbatas. Tidak terkecuali di Yogyakarta dengan pengembang yang berlomba membangun bangunan tinggi untuk memenuhi permintaan perumahan yang terus meningkat di daerah tersebut. Salah satu perusahaan yang memimpin adalah PT Saraswanti Indoland Development Tbk (SWID), yang baru-baru ini membangun gedung setinggi 60 meter dengan 18 lantai di kawasan yang mereka namakan Kota Mataram.

Apa yang membedakan pengembangan ini adalah bahwa itu menargetkan pasar pelajar, menawarkan apartemen era metaverse yang dirancang khusus untuk pelajar milenial dan Gen Z.

Marketing Director SWID, Mita Ratri menjelaskan, 70% penghuni gedung bertingkat tinggi itu adalah mahasiswa, sedangkan 30% sisanya adalah investor yang menyewakan unitnya kepada mahasiswa.

Desain untuk pelajar

SWID menyadari potensi pasar di Yogyakarta, di mana permintaan akan tempat tinggal mahasiswa berkualitas tinggi jauh melebihi pasokan. Dengan harga asrama di kota yang mencapai $127,24 (Rp 2 juta) per bulan, SWID melihat peluang untuk melayani generasi baru siswa dengan selera dan kemampuan finansial yang semakin tinggi.

Menurut Mita, anak muda saat ini sangat berbeda dengan generasi sebelumnya dalam hal preferensi tempat tinggal. "Mereka tidak hanya menginginkan tempat untuk tidur; mereka menginginkan tempat untuk bersantai dan bersenang-senang. Itu sebabnya apartemen kami dirancang untuk menjadi tujuan 'staycation'."

Kota Mataram merupakan kawasan mixed-use yang membentang hampir tiga hektar lahan di Yogyakarta. Ini menggabungkan apartemen dengan hotel, aula, restoran, kafe, minimarket, gym, co-working space, pusat ATM, area terbuka, jalur jogging, dan area parkir yang luas.

Pembangunan tersebut terdiri dari lima tower, di antaranya Nakula, Sadewa, Yudhistira, dan dua tower yang baru diluncurkan, yakni Arjuna dan Bima.

SWID sangat memperhatikan desain dan interior apartemen mereka, mengakui bahwa anak muda saat ini sangat sadar akan desain.

“Saya harus berpikir kreatif dengan tim saya yang kebanyakan adalah anak muda. Suatu kali ketika kami membuat kampanye berhadiah untuk pelajar, kami menemukan bahwa mereka lebih tertarik untuk mendapatkan sepatu Yeezy sebagai hadiah daripada hadiah untuk TV, AC, atau kulkas," kata Mita.

Apartemen Metaverse

Strategi SWID untuk merebut pasar mahasiswa lebih dari sekadar menawarkan apartemen  yang bagus secara estetika. Mereka juga menekankan penggunaan teknologi dalam perkembangannya, dengan fokus pada apa yang disebut Mita sebagai "apartemen di era metaverse".

“Konsumen kami dekati melalui virtual tour yang kami kembangkan. Mereka tidak perlu berkunjung dan bisa melihat semuanya secara langsung,” kata Mita.

Unit-unit tersebut dilengkapi dengan Google Assistant  yang mengatur semuanya mulai dari listrik hingga suhu ruangan serta pengelolaan air. “Semuanya terintegrasi, termasuk parkir aman, yang biasanya ditemukan di pembangunan kelas atas,” kata Mita.

SWID juga memasukkan unsur warisan budaya Yogyakarta ke dalam pengembangannya. Kota Mataram, misalnya, dinamai berdasarkan kerajaan Jawa kuno yang pernah menguasai wilayah tersebut. Nama menara juga terinspirasi dari mitologi Jawa, dengan nama  Nakula, Sadewa, Yudhistira, Arjuna, dan Bima semuanya merujuk pada karakter dari Mahabharata.

Pendekatan inovatif yang dilakukan SWID itu tekah terbayar, dengan perusahaan mencapai peningkatan penjualan bahkan selama pandemi. Perusahaan bisa hand over apartemen pada 2020; dan pada 2022, serta terdaftar sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia.

Mengapa peritel harus meningkatkan laju adopsi AI

Analis mengatakan mereka akan menghadapi risiko tertinggal di pasar dan menanggung biaya yang lebih tinggi.

Kebiasaan yang persisten dan digitalisasi mendorong pertumbuhan e-commerce yang berkelanjutan di Asia Pasifik

Euromonitor melaporkan bahwa operator e-commerce mendominasi daftar 10 Fastest-Growing Retailers di kawasan.

Keberhasilan F&B dalam gerai Family Mart Indonesia

Penjualan makanan cepat saji dan minuman menyaingi penjualan barang sehari-hari dengan rata-rata menyumbang 50% transaksi di setiap toko.

Transformasi digital meningkatkan kualitas Rumah Sakit Columbia Asia

Memberikan layanan kesehatan yang erat dengan kebutuhan dan preferensi masyarakat adalah kunci keberhasilan jaringan rumah sakit ini dalam ekspansi mereka.

Indonesia membatasi social commerce demi pedagang lokal

Peraturan baru akan berdampak pada lebih dari 6 juta penjual di TikTok Shop, kata TikTok Indonesia.

Kanmo Group mengeksplorasi tren teknologi terkini untuk merevolusi pengalaman berbelanja

Mereka memposisikan diri sebagai operator omnichannel yang melayani puluhan ribu pelanggan setiap bulannya.

Mengapa bank di masa depan sebenarnya bukan bank

Toh Su Mei dari ANEXT Bank mengungkapkan bagaimana mereka menata ulang perbankan untuk usaha kecil dan menengah.

Kontribusi TBS Energi terhadap target energi terbarukan Indonesia sebesar 23%.

TBS Energi membantu Indonesia mencapai target kapasitas terpasang 100MW pada 2025.

TUR RUMAH SAKIT: OSS Makati Medical Center mengurangi kemacetan UGD dan ruang bedah

Ruang bedah rawat jalan (OSS) menawarkan masa inap jangka pendek di rumah sakit di mana penagihan dan dokter tersedia untuk memudahkan aliran pasien.

Penerapan alat AI yang disesuaikan hati-hati dapat memberikan lompatan yang lebih besar bagi perusahaan fintech

Para ahli menekankan kekuatan AI generatif dalam menyederhanakan pekerjaan di depan kantor, namun mengandalkan keahlian manusia untuk pengembangan yang mendalam.