Bagaimana Qoala memangkas masa tunggu penerbitan polis menjadi hanya satu jam | Asian Business Review
, Indonesia
955 views

Bagaimana Qoala memangkas masa tunggu penerbitan polis menjadi hanya satu jam

Biasanya, dibutuhkan waktu hingga 14 hari untuk memproses polis asuransi.

Kebanyakan perusahaan di sektor ini masih melakukan proses yang rumit dan manual untuk melayani pelanggannya. Hal ini memakan waktu setidaknya tujuh sampai 14 hari. Sebuah perusahaan insurtech, bernama Qoala, baru-baru ini memperkenalkan teknologi yang dapat memangkas masa tunggu penerbitan polis asuransi menjadi hanya satu jam.

Qoala mulai menggunakan artificial intelligence (AI) di platformnya pada tahun 2020, dua tahun setelah mereka beroperasi.

“AI telah membantu Qoala dalam menggunakan solusi optical character recognition (OCR) untuk mengotomatisasi pemeriksaan identitas sebelum melanjutkan ke proses pendaftaran berikutnya,” kata Founder dan CEO Qoala, Harshet Lunani dalam wawancara eksklusif dengan Insurance Asia.

Ini juga dapat mempercepat validasi data, yang menurut Harshet, mengurangi prosedur yang rumit antara perusahaan asuransi dan klien.

“Qoala OCR membantu mengekstrak data dari dokumen yang diunggah seperti KTP dan SIM. Ini sangat meningkatkan efisiensi kami dalam mengekstraksi data yang diperlukan untuk penerbitan polis tersebut,” kata Harshet.

Terkait proses klaim, platform Qoala membantu dalam menilai objek yang akan diasuransikan. Misalnya, ketika pelanggan ingin mengajukan klaim atas smartphone yang rusak, teknologi Qoala akan menilai terlebih dahulu apakah benar-benar ada kerusakan, seperti layar yang retak. Informasi ini kemudian diserahkan kepada penjamin atau penanggung. Setelah dipastikan bahwa nomor identifikasi smartphone yang diasuransikan atau IMEI cocok, klaim akan disetujui.

Qoala juga memungkinkan perusahaan asuransi untuk mengirim polis elektronik kepada pelanggan mereka baik melalui email atau WhatsApp dan saluran lainnya.

“Peran teknologi difokuskan untuk memberikan lebih banyak kemudahan, transparansi, dan kesempatan untuk memahami asuransi dengan lebih baik tanpa membuat nasabah merasa ditipu,” kata Harshet.

Fokus pada individu

Selama dua tahun terakhir, Harshet mengungkapkan bahwa Qoala telah tumbuh sekitar 30 kali lipat dalam bisnis dan pendapatan. Qoala juga merupakan perusahaan insurtech pertama yang hadir di empat negara, yakni Indonesia, Thailand, Malaysia, dan Vietnam.

Total tenaga penjualan dan mitra bisnis yang terdaftar di Qoala juga meningkat tajam, dengan lebih dari 50 ribu pemasar. Platformnya, yang digunakan oleh sekitar 50 perusahaan, adalah tempat mereka dapat menjual asuransi sambil mengelola layanan pra-penjualan dan pasca-penjualan. Qoala juga menyediakan beberapa inovasi produk asuransi mikro melalui kerjasama dengan Traveloka, Redbus, DANA, JD.ID, Shopee, Kredivo, Investree, dan lainnya.

Harshet percaya bahwa pertumbuhan Qoala berakar pada strateginya untuk menargetkan ruang asuransi ritel. Individu, jika dibandingkan dengan korporasi, lebih menuntut kemudahan dan kenyamanan akses.

Follow the link for more news on

KCG menguasai brand positioning untuk segmen premium di Indonesia

Mereka mengadopsi solusi berbasis teknologi terbaru untuk sukses mengelola 92 toko ritel di 20 kota di Indonesia.

Teknologi dan personalisasi mendorong e-commerce di Indonesia

3 eksekutif ritel membandingkan catatan tentang pertumbuhan pesat e-commerce yang didorong oleh teknologi di Retail Asia Forum.

PT ABC President Indonesia mempromosikan ritel dengan kampanye personalisasi digital

COO Dwi Hatmadji menyampaikan strategi keterlibatan Gen Z dan milenial yang sukses di Retail Asia Forum 2024.

Apa yang dibutuhkan brand baru untuk sukses di pasar Asia

Sensitivitas harga tetap menjadi faktor kritis terutama dalam kategori penting seperti makanan dan minuman.

Mengadopsi ritel hyperlocal di Indonesia

Retail Asia Forum di Jakarta membahas kompleksitas penerapan strategi ritel hyperlocal di negara yang beragam seperti Indonesia.

AI mempromosikan perubahan besar dengan reinvensi korporat

Chief digital Siam Piwat Group memuji kekuatan transformatif AI dalam meningkatkan nilai pelanggan, personalisasi, dan kepercayaan brand.

Masa depan ritel Indonesia terletak pada blended approach

Para pemimpin industri membahas strategi inovatif untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang terus berkembang di Retail Asia Forum 2024.

Dampak GenAI pada ritel berkembang lebih cepat dari yang diharapkan

Peritel kini memanfaatkan GenAI untuk mendapatkan keunggulan kompetitif dalam komunikasi, pemasaran, dan operasional.

CEO Lotte Mart mengungkapkan strategi revitalisasi toko

Tata letak toko diperbarui, memprioritaskan FMCG di depan yang kini menempati 80% ruang, naik dari 70%.

CEO mengungkapkan bagaimana perusahaan-perusahaan Indonesia dapat fokus pada pertumbuhan di tengah regulasi baru

Sementara pasar menuju pertumbuhan, regulasi baru mempersempit keberadaan perusahaan asuransi.