Inisiatif Dwicitra Land dalam menyediakan konsep hunian bagi generasi milenial
Pengembang ini menyasar masyarakat kelas menengah yang ingin segera membeli rumah untuk ditinggali.
Masih terdapat kesenjangan yang signifikan antara jumlah rumah yang dibangun dengan permintaan aktual di Indonesia.
Bank Tabungan Negara menyebutkan saat ini ada 5,8 juta generasi milenial yang tidak mampu memiliki rumah. Kekurangan ini diantaranya, menimpa 79% kekurangan generasi milenial yang tinggal di perkotaan.
Menjawab tantangan tersebut, pengembang perumahan Dwicitra Land berusaha memberikan solusi perumahan yang memiliki ukuran yang optimal dan harga terjangkau.
“Kami bertujuan menyediakan perumahan dengan infrastruktur yang berkualitas, lingkungan hijau, fasilitas lengkap, dengan pembiayaan yang mudah,” kata Direktur Dwicitra Land Bryan Soedarsono dalam wawancara eksklusif dengan Real Estate Asia.
Perpaduan konsep
Ketertarikan generasi milenial terhadap desain hunian menarik yang dilengkapi dengan teknologi terkini seperti CCTV, smart lock, jaringan internet yang andal, serta kawasan hijau dan ruang komunal ditangkap oleh Dwicitra Land dan kemudian dimasukkan ke dalam proyek perumahan mereka.
Pengembang properti itu fokus menyasar segmen kelas menengah, khususnya pembeli end-user atau mereka yang membeli rumah untuk segera ditinggali.
Dari segi ukuran, tipe rumah yang disediakan Dwicitra Land antara lain rumah satu lantai dengan rata-rata bangunan 36 meter persegi di atas tanah sekitar 72 meter persegi; dan untuk rumah dua lantai dengan rata-rata bangunan di 60 meter persegi dengan luas tanah sekitar 78 meter persegi.
“Kami menjual rumah kompak di atas lahan yang luas sehingga harga untuk membeli rumah di depan, secara finansial, tidak terlalu berat. Lahan yang luas memperkenankan keluarga untuk mengembangkan rumah mereka ke depannya, ketika mereka lebih nyaman secara finansial atau sudah memiliki anak,” kata Bryan.
Dia menjelaskan pada saat pandemi, banyak yang terkena dampak finansial sehingga Dwicitra Land perlu memperkenalkan konsep rumah yang lebih terjangkau namun tetap nyaman untuk ditinggali. Periode WFH (Work From Home) pada masa pandemi juga meningkatkan kepentingan untuk memiliki rumah yang mendukung kerja dan aktivitas keluarga. “Standar baru perumahan pasca pandemi bukan hanya memiliki rumah berkualitas dengan harga terjangkau, tapi juga lingkungan yang dapat mendukung kegiatan sehari-hari,” katanya.
Untuk menyikapi hal tersebut, Dwicitra Land tidak hanya menyertakan fitur smart home dalam proyeknya, namun juga menciptakan lingkungan yang tenteram sehingga penghuninya merasa nyaman dalam beraktivitas. Proyek-proyek perumahan mereka memiliki lingkungan asri, taman tematik, dan danau untuk mendukung kehidupan yang sehat.
Kemudahan pembiayaan
Lebih lanjut, dampak pandemi dari sisi ekonomi membuat Dwicitra Land perlu memberikan kemudahan finansial bagi konsumennya.
Salah satu yang dilakukan pengembang perumahan ini adalah bekerja sama dengan Bank Tabungan Negara untuk membentuk program promosi kepada konsumen jika pembelian dilakukan pada masa peluncuran.
Promo yang diberikan berupa Subsidi Cicilan Rumah selama 2 tahun sehingga konsumen hanya perlu membayar Cicilan Rumah sebesar Rp1,7 juta (US$110,23) per bulan.
Untuk rumah dua lantai, konsumen dapat membayar cicilan sebesar Rp2,5 juta (US$162,10) per bulan untuk cluster baru di perumahan lama mereka di Bekasi. Subsidi cicilan diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi konsumen.
Selain subsidi angsuran, pengembang juga memberikan subsidi pajak perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB) serta Biaya KPR yang sepenuhnya ditanggung developer.
Dwicitra Land juga bekerja sama dengan lembaga keuangan lain seperti Bank OCBC, Bank Danamon, BRI, Mandiri dan BSI.
“Krisis ekonomi pasca pandemi COVID-19 dapat menyulitkan masyarakat, khususnya generasi milenial. Untuk itu, kami bekerja sama dengan bank untuk menawarkan program KPR yang memberikan kemudahan,” kata Bryan.
Salah satu contohnya adalah proyek mereka di Grand Tenjo Residence yang merupakan perumahan sistem cluster di lahan seluas 40 hektare dengan konsep resort living di kawasan Bogor, Jawa Barat. Dwicitra Land memberikan harga mulai dari Rp350 juta–Rp650 juta (US$22,750–US$42,250) untuk penghuni Grand Tenjo dengan kemudahan subsidi.
“Ada subsidi uang muka dari pengembang, sehingga konsumen tidak perlu lagi membayar uang muka. Cukup bayar Booking Fee untuk beli rumah di Grand Tenjo Residence,” kata Bryan.
Proyek unggulan
Dwicitra Land memiliki beberapa proyek perumahan di wilayah Jabodetabek, antara lain Bogor, Tangsel, dan Bekasi.
Dalam pemilihan lokasi perumahan, pengembang mempertimbangkan aksesibilitas di sekitar kawasan perumahan yang sedang dikembangkan. “Kami selaras dengan perencanaan pemerintah. Saat ini pemerintah sedang giat membangun jalan tol. Misalnya, proyek perumahan kami di Bekasi sudah terkoneksi dengan jalan tol dan kereta rel listrik (KRL) untuk memudahkan perjalanan warga,” kata Bryan.
Proyek unggulan lainnya adalah Darmawangsa Residence yang berlokasi di Bekasi, Jawa Barat.
Dikembangkan pada 2011, rumah di Darmawangsa Residence awalnya dijual dengan harga Rp200 juta (US$12.967), namun Dwicitra Land melakukan riset. “Kami melihat ke proyek perumahan lain di kota satelit yang menjual rumah dengan harga Rp1 miliar (US$64.839),” kenang Bryan.
“Kami terinspirasi membuat rumah kompak dua lantai tipe 70 dengan harga Rp700-800 juta (US$45.387-US$51.871). Jadi kami membuka pasar baru dan berhasil menarik banyak konsumen,” katanya.
Tahun ini Dwicitra Land fokus mengembangkan cluster baru di unit perumahan yang sudah ada seperti di Darmawangsa Residence yang baru saja membuka cluster ketujuh. Perusahaan menargetkan marketing sales di Rp900 miliar (US$59 juta) untuk keseluruhan proyek yang mereka kerjakan.